Mencintai Allah vs Mencintai Manusia

Foto Istimewa: dok. Pribadi

Ketika kamu mencintai seseorang, kamu pasti merawatnya (serta menjaganya).
Kecuali Allah, jika kamu mencintai-Nya, Dia yang akan menjagamu.

(Sayid Machmoed BSA - @sayidmachmoed)

Cuitan pemilik akun twitter @sayidmachmoed ini sungguh indah untuk direnungkan. Maknanya begitu mendalam. Kita akan jadi penjaga (budak) terhadap orang yang kita cintai. 

Benar adanya, jika kita mencintai seseorang, sebagai contoh: keluarga (orang tua, istri, anak dan saudara). Maka kita wajib menjaganya dari sentuhan api neraka. Memberinya nafkah dengan cara yang halal. Mendidik dan membimbing mereka dengan ilmu agama, agar dekat kepada Allah Swt. Sebab, itu sudah menjadi komitmen kita sebagai pemimpin. Pemimpin yang bertanggung jawab atas keselamatan diri sendiri dan juga mereka.

Sebagaimana firman Allah dalam Quran Surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya: 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” 

Menjaga diri dan keluarga dari sentuhan api neraka bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang laki-laki (suami). Tetapi juga menjadi tanggung jawab semua: istri dan juga anak. Serta seluruh anggota keluarga. Sebab, kita semua adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. 

Sebagaimana sabda Nabi saw.  
“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun alaihi)

Namun sebaliknya, jika kita mencintai Allah Swt. justru Dia akan selalu menjaga kita. 

Sebagaimana firman Allah yang artinya,

“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS. Al-Anfal: 64)

Di dalam ayat lain, 

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” (QS. Az-Zumar: 36)

Bentuk cinta kepada Allah adalah dengan bertakwa dan bertawakal kepada-Nya. Yakni melaksanakan segala perintah dengan menjauhi seluruh larangannya dengan ihlas. 

Wallahu a’lam...

Kepohbaru, 
23 Syawal 1441 H.
15 Juni 2020 M.

Slamet Widodo
Guru MTs Negeri 3 Bojonegoro

Comments