Akhirnya Buku Kartini Milenial Menemukan Tokoh Idolanya


Oleh: Slamet Widodo*)

Lama saya ingin bertemu dengan Bu Aning Wulandari. Saya sudah memberi kabar itu kepada Beliau. Kemudian, jika ada waktu, beliau saya minta untuk mengabarkan kepada saya. Untuk menentukan waktunya. Kemudian saya akan datang menemui. Terutama saat berada di Kota Bojonegoro dan sekitarnya. Namun, sudah hampir tiga minggu. Belum ada kabar.

Saya memaklumi. Beliau sangat sibuk. Jadwalnya padat. Jadi tak mudah untuk meminta waktu untuk bertemu. Barang lima menit.

Pernah, Ahad pagi, 18 Agustus 2019. Saya ke Bojonegoro untuk menemui penulis idola asli Bojonegoro, Pak Ajun Pujang Anom, di Alun-alun Bojonegoro. 

Saya kirim pesan WApri kepada Bu Aning. Ternyata beliau tidak sedang berada di rumah Bojonegoro. Akhirnya, saya harus menahan sedikit rasa kecewa. Tapi tak apalah. Hehehe 

Eh, jangan baper dulu ya... Saya ingin bertemu dengan beliau hanya ingin menyampaikan buku Antologi Kartini Milenial. Karya Cah Ndeso, Kita Belajar Menulis (KBM) Bojonegoro.

Sebab, Bu Aning Wulandari, menjadi salah satu nama Kartini Milenial yang berhasil saya abadikan di dalam buku tersebut. 

Lalu mengapa saya memilih nama beliau untuk diabadikan ke dalam sebuah buku? 

Temukan jawabannya dengan membeli bukunya, yak... murah kok... Hehehe...

Gayung pun bersambut. Bu Aning memberi saya jadwal untuk bisa menemui beliau. Ada tiga pilihan. Akhirnya saya memilih hari Kamis, 29 Agustus 2019. Beliau berada di Madrasah Aliah Talun Sumberrejo, Bojonegoro. Lokasinya berada satu kompleks dengan Pondok At-Tanwir Talun. Itu pun tak lama. Mulai dari pukul 08.00-12.00 waktu setempat. Tepat seminggu yang lalu.

Kebetulan, hari Kamis, saya hanya punya dua jam mengajar. Jam pertama dan kedua. Sisanya, biasanya saya gunakan untuk mengikuti kegiatan MGMP Matematika MTs se Kabupaten Bojonegoro. Namun, hari itu tidak ada jadwal MGMP. Jadi saya free. 

Saya berangkat dari tempat tugas saya sekira pukul 08.20 menuju Talun, Sumberrejo Bojonegoro. Saya butuh waktu sekira dua puluh menit untuk bisa sampai ke sana.

Saya memasuki kompleks Madrasah. Memarkir motor di tempat parkir yang tersedia. Lalu membuka jok motor dan mengambil dua eksemplar buku Antologi.

Kemudian saya ditemui oleh salah satu guru dan menanyakan keperluan saya. Saya sampaikan ingin bertemu Bu Aning. 

Pak Guru itu menanyakan, apakah sudah ada janji dengan beliau. Sebab, saat ini beliau sedang mengisi materi Workshop. Saya jawab, saya sudah ada janji sebelumnya.


Akhirnya Pak Guru itu menuju ruangan tempat Workshop. Untuk mengabarkan kepada Bu Aning tentang kedatangan saya. Dan saya memilih menunggu di teras.

Setelah beberapa menit, Pak Guru itu memanggil saya dan meminta saya untuk masuk ke dalam ruangan Workshop.

Nah, ini, hati saya mulai dag dig dug plas. Apa yang akan terjadi pada diri saya nantinya. Saya tidak tahu. Sudah, saya pasrah. 

Setelah memasuki ruangan ber-AC itu, saya mendapati banyak Bapak-bapak peserta Workshop, duduk rapi sambil menghadap laptop yang ada di depan mereka. Benar, Bu Aning berdiri di depan dan sedang menyampaikan materi.

Saat saya masuk, Bu Aning langsung menyambut saya dari depan. Memperkenalkan saya kepada peserta. Sontak saja, padangan orang-orang seisi ruangan itu tertuju kepada saya. 

Wah, dada saya semakin plas-plas dan tangan saya makin terasa dingin. Buku yang saya pegang, sampulnya basah karena keringat. Beruntung masih terbungkus plastik. Jadi aman. Tidak rusak. 

Bu Aning meminta saya maju ke depan. Kemudian saya diminta berdiri di samping Bu Aning. 

Sampai di sini. Saya masih belum faham, acara apa yang sedang berlangsung saat itu. 

Kemudian Bu Aning meminta saya untuk menyampaikan tujuan kedatangan saya kepada peserta Workshop. Kemudian menyodorkan michrophone kepada saya. Saya diberi waktu sekira sepuluh menit. 

Sebagai tamu, saya harus manut dengan perintah tuan rumah. Saya manfaatkan waktu yang diberikan kepada saya dengan baik. 

Saya memperkenalkan diri. Dan mengenalkan komunitas menulis, Kita Belajar Menulis (KBM). Tujuan dan capaian komunitas menulis Cah Ndeso ini. 

Selain itu, saya jelaskan sedikit isi buku Antologi Kartini Milenial yang saya pegang itu. Nama Bu Aning terabadikan di dalam buku itu. Dan mengapa saya mengabadikan nama beliau. 

Kemudian saya menyerahkan dua buku itu kepada Bu Aning. Satu untuk beliau. Dan satu lagi, saya minta tolong beliau untuk menyampaikan kepada Bapak Kepala Kantor Kemenag Bojonegoro. 

Alhamdulillah, Bu Aning sangat mengapresiasi buku Antologi kedua, Kartini Milenial, karya keluarga KBM Bojonegoro. 

*** 

Saya masih penasaran, acara apa yang berlangsung saat itu. 

Sore, selepas Ashar saya menanyakan kepada Bu Aning melalui Wapri. 

Ini isi pesan beliau:

“Sosialisasi penilaian kinerja kepala madrasah (PKKM) dan penilaian kinerja guru (PKG).”

“Jadi Njenengan tadi saya perkenalan di hadapan 9 kepala madrasah (Kamad) dan 9 guru madrasah binaan saya.”

*** 

Semua itu diluar ekspektasi saya. Angan-angan saya, buku itu akan saya sampaikan kepada Bu Aning, begitu saja. Bisa di halaman, di ruang kerja beliau atau di tengah jalan. 

Namun ternyata, lebih dari itu. Bu Aning memberikan apresiasi yang luar biasa kepada saya. 

Nah, itulah salah alasan saya, mengapa saya memilih nama Bu Aning untuk saya abadikan di dalam karya saya. 

--- 

Kepohbaru, 
6 September 2019 M
6 Muharram 1441 H.


(Guru Matematika MTs Negeri 3 Bojoegoro)

Comments