KENALI POTENSI ANAK

Foto Sumber: Kompasiana.com

Oleh: Slamet Widodo
(Guru Matematika MTs Negeri 3 Bojonegoro)


Semalam, sambil menikmati rasa capek, sisa gerak jalan di siang harinya. Saya lesehan sambil baca-baca berita Online di HP Android. Saya menemukan konten menarik. Di IDN Times. Tentang tips 5 Cara Ampuh Agar Anak Menyukai Pelajaran Matematika.

Kemudian linknya saya _copy_ dan saya share di story Whatsapp saya.

Tak berselang lama, ada seorang teman yang mengomentari story tersebut. Dengan menuliskan sebuah pertanyaan kepada saya.

Teman tersebut anaknya saat ini duduk di kelas 4 MI Islamiyah Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro. Anaknya bernama Livia. Panggilannya Livi.

“Kalau tips biar anak suka baca, gimana pak?” begitu, tulisanya.

Nah, ini pertanyaan bagus. Saya sangat mengapresiasi jika ada orang tua yang perhatian terhadap belajar anaknya. Sebab, tak banyak orang tua yang memperhatikan dan ngopeni proses belajar anaknya kala di rumah.

Mereka beranggapan bahwa, soal belajar cukup di sekolah. Dan semua tanggung jawab sudah diserahkan kepada guru.

Orang tua tak menyadari bahwa tanggung jawab mendidik anak, sepenuhnya ada di tangan mereka. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Waktu anak di rumah itu lebih banyak daripada di sekolahan.

Dalam sehari ada 24 jam. Sementara waktu di sekolah, bersama guru hanya 7 jam. Sisanya, 17 jam anak bersama orang tua di rumah.

Tak menunggu lama. Saya langsung menjawab pertanyaan teman saya itu.

“Belikan buku komik, Mas. Seperti anak saya, tiap kali ke toko buku Bojonegoro. Bisa dipastikan beli buku yang ada gambarnya. Pernah beli buku. Halamannya tebal. Dibaca sekali duduk, selesai.”

“Komik Online dia suka. Tapi, buku pelajaran banyak alasan, jika disuruh baca,” katanya.

“Usahakan komik buku, Mas. Baca Online, nggak bagus bagi Si kecil.”

“Nah, ini yang belum saya coba ajak belanja buku pak. Perlu dijajal ini,” katanya.

“Iya, Mas. Dicoba saja. Ia pasti senang melihat buku-buku yang berjajar di rak buku.”

“Kalau ada pelajaran Matematika, ia sangat bersemangat saat berangkat sekolah, Pak,” jelasnya.
“Sip. Artinya dia suka pelajaran MTK.”

“Iya, suka banget, Pak. Katanya cukup berbekal melihat, dan mendengarkan penjelasan guru. Tidak butuh membaca. Dan alhamdulillah, nilai MTKnya bagus-bagus,” jelasnya.

“Keren, Mas. Sampeyan sudah mengetahui potensi si Kecil. Asah terus kamampuannya. Ikutkan les olimpiade Matematika. Untuk bekal masa depannya. Dukung terus dan kasih dia motivasi,” kata saya.

Nah, dari percakapan ini, saya sebagai orang tua, bisa ambil satu pelajaran penting. Yakni, mengetahui potensi anak sejak dini. Kemudian menggali dan memupuknya. Dengan cara mendukung hobinya. Sehingga anak bisa mengoptimalkan potensi yang ia miliki.

Hal inilah yang jarang dilakukan oleh orang tua. Sehingga anak cenderung menyalurkan hobinya ke hal-hal negatif. Karena tidak ada yang mengarahkannya.

Kepohbaru, 22 Agustus 2019

Comments