Ngopi Bareng Mas Agus Al Barqy

Foto: Dokumen Pribadi 


Oleh: Slamet Widodo*)

Minggu pagi, 17 Maret 2019. Saya, istri dan anak kedua kami, Azimatun Faiqotuz Zahro, 1 tahun 11 bulan, silaturrahmi di rumah saudara. Rumahnya Kalibanjar, Kedungpengaron, Modo Lamongan. Selain silaturrahim, kami juga mengahdiri undangan dari teman yang punya hajat. 

Di rumah saudara itu, oleh tuan rumah, saya disuguhi kopi. Sembari menyaksikan anak saya, ditemani ibunya, bermain-main di lantai bersama anak dari saudara kami. Dan juga anak-anak kecil sebayanya. Saya duduk di kursi sambil menikmati kopi hitam manis. Kopi saya tuang di lepek (piring kecil untuk tatakan cangkir). Sebelum saya seruput, kopi yang saya taung di lepek, saya foto. Lalu saya buat story Whatsapp (WA). Saya beri caption “Ngopi” di bawah gambar itu.

Tak berselang lama. Ada pesan masuk di WA saya. Dari Mas Agus Al Barqy. Ternyata ia mengomentari story saya. 

“Iso ngopi bereng pak?” (Bisa ngopi juga, Pak?)

“Njajal koyok wong-wong, Mas. Lah kok yo enak.” (Mencoba seperti orang-orang, Mas. Ternyata enak juga)

“Enak bagi Anda, (namun) tidak cocok buat perut saya... “ 

“Nah, itulah dunia. Terkadang baik untuk saya, belum tentu untuk Njenengan (Anda), Mas.” 

*** 

Entahlah. Setiap kali saya chat atau ngobrol secara langsung dengan Mas Agus Al Barqy, saya selalu mendapat ilmu dan hikmah. Padahal, saat kami ngobrol atau chat hanya hal-hal sepele. Guyonan (gurauan). Tetapi saya bisa menyerap lalu menjadikan ide untuk saya tuangkan mejadi tulisan. 

Salah satu hikmah yang saya dapatkan hari ini adalah: 

“Enak bagi Anda, tidak cocok buat perut saya...”

Ya, itulah dunia. Kita harus qonaah. Bersyukur dengan apa (harta) yang kita miliki. Sebab semua yang kita miliki atas pemberian Allah Swt. Menurut Allah Swt. apa pun yang diberikan kepada kita adalah baik dan cocok bagi kita. 

Kita tak boleh silau atau iri dengan apa pun yang dimiliki orang lain. Sebab, harta atau apa pun yang dimiliki orang lain belum tentu cocok bagi kita. 

Itulah hikmah yang saya dapatkan hari ini. Hikmah bisa kita dapatkan di mana saja dan kapan saja. Asalkan kita mau membaca, merenungkan dan mengambil pelajaran. Membaca bukan hanya membaca buku atau sesuatu yang tersurat (tertulis). Namun kita juga harus membaca sesuatu yang tersirat (dunia dan seisinya. Termasuk diri kita).

Pantas saja, Allah Swt. memerintahkan kepada kita semua melalui Nabi Muhammad Saw. untuk menbaca. Sebab, semua yang ada di dunia ini diciptakan Allah Swt bagi manusia untuk dibaca dan dipelajari bagi orang-orang yang mau berfikir. 

Wallahu a’lam...

*** 

Saya bersyukur hari ini bisa ngopi bareng Mas Agus Al Barqy. Meski hanya ngobrol lewat chat. Tetapi berasa ngopi beneran. 

---

Kepohbaru, 17 Maret 2019

*) Guru Matematika MTs Negeri 3 Bojonegoro – Pendiri komunitas menulis cah ndeso “Kita Belajar Menulis (KBM)”)

Comments