Cacat Fisik dan Cacat Jiwa


Oleh Achmad Siddik Thoha


Seorang wanita memencet bel sebuah rumah besar.  Tak lama kemudian, mucullah dari pintu samping rumah sesosok wanita pembantu rumah tangga yang kemudian memberikan uang sekedarnya. Wanita paruh baya itu yang ternyata seorang pengemis. Dia menerima uang sedekah itu dengan riang.

Baru berselang beberapa menit, bel rumah besar itu berbunyi lagi. Ini sudah bel yang ketujuh dan pemencetnya adalah pengemis. Kali ini seorang pemuda berbadan tegap dengan pakaian lusuh berdiri memelas di depan gerbang.
 
” Mau apa kamu, Pak? Badanmu gede begitu, masa mengemis. Nih, aku punya kerjaan. Mau kamu kerja?” Wanita pembantu rumah tangga rumah itu bersuara keras.
 
Aneh, pemuda berbadan tegap itu langsung melesat pergi.  Dia tidak mau merespon tawaran kerja. Dia hanya ingin menerima uang sedekah dan dia tidak mau bersusah payah mendapatkannya.
 
Di tempat lain, seorang pemuda menderita penyakit Muscular Dystrophy Progressive tipe Backer. Ada kelainan di otak kecilnya yang menyebabkan perkembangan syaraf motoriknya terganggu, sehingga pertumbuhannya terhambat dan mengalami kelainan.. Penyakit itu diderita pemuda ini sejak kecil. Hari-harinya harus dilalui dengan kursi roda yang didorong oleh Ibundanya.
 
Pemuda ”cacat” berusia 22 tahun ini saat ini menjadi ”leader” dalam marketing online di Indonesia.  Pemuda ini mampu menghasilkan uang USD 5.600 per bulan dari bisnis online-nya. Dengan kursi roda, pemuda ini sering menjadi trainer dan narasumber di berbagai training dan workshop marketing online. Dia tak minta disantuni, malah menyantuni.  Dia bekerja produktif dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
 
Pemuda ”cacat” fisik yang suskes itu bernama Habibie Afsyah. Di usia mudanya, Habibie sudah mendirikan “Yayasan Habibie Afsyah” untuk mengangkat kehidupan para penyandang cacat seperti dirinya. Kabarnya Modal Yayasan didapat dengan menyisihkan sebagian penghasilannya dari internet marketing (bisnis online).
 
Dalam buku yang ditulisnya sendiri berjudul ”Kelemahanku adalah Kekuatanku ” dia menuliskan sebuah pesan di paragraf akhir bukunya.
 
“Akhirnya, melalui buku ini,aku ingin mengajak Anda semua untuk mensyukuri apa pun yg telah dianugrahkan oleh Tuhan, termasuk diri kita sendiri. Diri kita adalah anugrah yang sangat berharga. Bagaimanapun kondisi kita, kita selalu punya pilihan untuk melejitkan potensi diri kita atau menidurkannya. kelemahan diri, termasuk keterbatasan fisik, tidak harus selalu berujung pada pelumpuhan diri. Pergulatan sudah pasti ada, tetapi kelemahan bisa diolah menjadi kekuatan”.
 
“Kalau Saya yang punya keterbatasan seperti ini saja bisa, Anda pasti bisa! Kemandirian dan kesuksesan adalah kodrat Anda”. 
 
Sahabat, begitu banyak karunia-Nya pada kita berupa bentuk penciptaan terbaik di antara makhluk lain. Tuhan menciptakan perut tentu saja DIA menyertakan makanan untuk mengisinya.  Makanan itu sudah tersedia melimpah di alam, namun tidak datang dengan sendiri. Begitu pula, Tuhan menciptakan cacing untuk makanan burung-burung. Cacing itu tak pernah DIA lemparkan langsung ke sarang burung. Cacing itu tersimpan dan hidup di dalam tanah dan burung-burung harus berjuang keras meraihnya. Burung-burung bekerja sangat bersemangat. Mereka tak ingin disantuni bahkan oleh sesamanya. Mereka bekerja sangat serius sebagai bukti ketundukan pada-Nya
 
Sahabat,banyak diantara kita masih dikaruniai fisik yang normal dan bahkan sebagiannya sangat cantik dan tampan. Kecantikan dan ketampanan fisik seringkali menjadi ”fitnah” yang membuat kita terlena untuk tidak ”menjemput” karunia-Nya dengan bersemangat. Dengan kesempurnaan fisik beberapa orang merasa nyaman menjadi ”pengemis” dan menjadikan potensi dirinya ”lumpuh” dan akhirnya mengalami”cacat” jiwa.
 
Sementara, tidak sedikit orang yang diberi ”kasih sayang” oleh-Nya berupa keterbatasan fisik, mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang.  Kelumpuhan fisiknya mampu melejitkan potensi dirinya yang lain, yakni akal pikiran dan jiwanya. Tak mengherankan, bila orang yang cacat fisik mampu bekerja lebih produktif dan bisa ”menyantuni” orang yang normal dengan kelebihannya.

Sumber : Group Facebook “ POHON INSPIRASI”
Ini linknya 
http://www.facebook.com/groups/

Comments